Srikandi News

Jokowi Buka Forum Fatayat NU, Perempuan Kunci Pembangunan Bangsa

Berbagi Berita Ini Keteman
IYMWF 2018 resmi dibuka Presiden Jokowi

JAKARTA, Srikandi Indonesia – Presiden Joko Widodo membuka acara bertajuk The International Young Moslem Women Forum (IYMWF) 2018 yang diselenggarakan Fatayat NU di Jakarta, Rabu (24/10/2018). Acara dihadiri ratusan peserta dari dalam dan luar negeri.
Dalam pidatonya, Jokowi mengapresiasi langkah-langkah perempuan yang sudah banyak berperan dalam pembangunan. Presiden menegaskan, peran perempuan di sektor publik harus terus ditingkatkan.
"Contohnya, saat ini ada sembilan menteri perempuan dengan karakter yang berbeda-beda. Ada yang lembut, ada yang progresif, ada yang teguh pendiriannya, pantang mundur" kata Jokowi yang langsung disambut gelak tawa peserta.
Jokowi menyampaikan optimismenya atas penyelenggaraan IYMWF oleh Fatayat NU. Dengan bertemunya tokoh-tokoh muda perempuan dari berbagai negara, dia yakin acara ini bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Menurut Jokowi, sektor pemberdayaan ekonomi perempuan merupakan hal yang penting. Bahkan gerakan ini sudah dimulai salah satunya dari pesantren.
"Memang ada sebanyak 28.000 pesantren di Indonesia dan yang tersentuh program ini masih sekitar tiga ribuan saja. Tapi kita harus terus bergerak supaya merata," kata Kepala Negara.
Semetara itu, Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini mengatakan, acara yang digelar selama lima hari kedepan ini bertujuan untuk membentuk poros perempuan global.
"Poros ini tidak sekedar poros, tetapi menjadi media perempuan untuk bersuara tentang perdamaian" ujarnya.
Anggia menambahkan, IYMWF 2018 diikuti 150 peserta dari berbagai negara, yakni Australia, Amerika Serikat, Jerman, Turki, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Afghanistan, Somalia, Hong Kong, Taiwan, Maroko dan India.
IYMWF 2018 resmi dibuka Presiden Jokowi dengan menabuh rampak didampingi oleh Menlu Retno Marsudi, Menag Lukmam Hakim Saifuddin, Ketua PBNU KH. Marsudi Syuhud dan Ketua Umum Fatayat NU.

PP Fatayat NU Bincang Santai Bareng Perempuan Iran


Pimpinan Pusat Fatayat NU menerima tamu istimewa dari Iran. Fateema Hashemi, The Head of Charity Foundation for Special Desease, berkunjung serta berdiskusi mengenai isu-isu perempuan.
Perbincangan di kantor PP Fatayat NU pada Selasa (9/10/2018) sore ini berlangsung hangat. Bertajuk soft launching gelaran International Young Moslem Woman Forum (IYMWF) 2018, Fateema hadir bersama anggota parlemen Iran Tayeeba Siyavashi dan Vice President of Iran Olpic National Committee Tahereh Taheriyan.
Fateema memuji kualitas perempuan Indonesia. Menurut dia, keterwakilan perempuan di semua sektor baik level nasional dan internasional merupakan bentuk representasi peran perempuan.
Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini menyambut baik kunjungan Fateema dan tokoh perempuan Iran lain. Kunjungan ini dinilainya sebagai simbol persahabatan.
"Ini menjdi kesempatan bertukar pikiran dan pengalaman antarnegara ini bisa jadi pelajaran yang luar biasa" ujarnya, Selasa (9/10/2018).
Anggia mengatakan, beberapa isu perempuan yang masih menjadi PR besar bagi Fatayat dan bangsa ini adalah tentang tingginya angka perkawinan anak. Tantangan terberat misalnya regulasi yang masih melegalkan anak di usia 16 tahun untuk menikah.
Di Iran, fenomena tersebut tak jauh beda. Angka praktik kawin anak cukup tinggi karena adanya regulasi usia yang lebih rendah dari Indonesia. Dari sisi perlindungan perempuan dan anak, isu ini cukup mendominasi selama diskusi.
Sementara itu, disinggung soal kesiapan penyelengaraan International Young Moslem Woman Forum (IYMWF) 2018, Anggia menyebut telah mencapai 80 persen. Tujuh narasumber asing mengonfirmasi untuk datang.
Selain itu, peserta aktif yang lolos seleksi administrasi sebanyak 60 orang dari dalam dan luar negeri. Semua pihak yang terlibat adalah perempuan muslim muda dari lintas organisasi dan lintas negara.
Ada lima tema besar yang didiskusikan yaitu leadership, pendidikan inklusif, pemberdayaan ekonomi, kesehatan perempuan dan media digital.
Selain sesi seminar, forum ini juga dihiasi dengan pameran kebudayaan Islam dari beberapa negara dan pertunjukan budaya selama forum berlangsung pada 24-28 Oktober 2018.
Pada akhir forum peserta diajak untuk melakukan kunjungan ke PBNU, field trip ke TMII, kunjungan ke pesantren dan forum internasional ini ditutup dengan deklarasi Poros Perempuan Muslim Muda Dunia.

Tidak ada komentar