Srikandi News

Geliat Proyek Meikarta Usai OTT Bos Lippo dan Bupati Bekasi

Berbagi Berita Ini Keteman

Jakarta, Srikandi Indonesia -- Proyek pembangunan Meikarta terus berjalan. Para pekerja dan aktivitas proyek siang itu tetap beraktivitas seperti biasa. Tak ada yang berubah, meski proyek dengan luas sekitar 500 hektare itu punya cerita miris di balik proses perizinannya.

Di Lansir dari Media CNN Indonesia, Megaproyek milik Lippo Group di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ini diluncurkan pada pertengahan Agustus 2017 lalu. Meikarta disebut-sebut bakal menjadi kota idaman, ambisinya seperti Kota Shenzhen di China atau Manhattan, Amerika Serikat dengan skala yang lebih besar. Demi menuju ke sana, investasi untuk proyek ini mencapai Rp278 triliun.

Sekitar setahun berjalan, rupanya perizinan Meikarta belum beres. Proses ini yang kemudian berujung pada suap dan gratifikasi kepada sejumlah pejabat Kabupaten Bekasi, termasuk Bupati Neneng Hasanah Yasin.


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar dugaan praktik ini ketika Tim Satgasnya melakukan operasi tangkap tangan pada Minggu (14/10) lalu. Pada operasi senyap itu 10 orang diamankan, meski Neneng dan petinggi Lippo Group tidak termasuk.

Namun hasil pengembangan dan pemeriksaan lanjutan, KPK menetapkan 9 orang sebagai tersangka, termasuk Neneng dan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro. Ditengarai Lippo Group menjanjikan fee Rp13 miliar sebagai pemulus perizinan. Tapi baru Rp7 miliar yang sudah direalisasikan.

Usai kejadian itu, CNNIndonesia.com mendatangi kawasan Meikarta, Rabu (17/10) siang. Sejak memasuki wilayah Meikarta, jalan raya di dalamnya tampak lengang. Hanya beberapa mobil proyek pembangunan yang lalu lalang.

Setelah terus berkeliling, aktivitas pembangunan yang paling terlihat menonjol ada di distrik 1. Beberapa rangka bangunan sudah tampak jadi dan menjulang ke atas. Area ini ditutup pagar seng. Beberapa titik di jalan raya sekitar distrik berserak puluhan material bangunan.

Di sisi lain, sejumlah pekerja tampak lalu lalang di sekitar proyek pembangunan. Sebagian lagi sedang beristirahat di salah satu area yang mirip kantin.

Di lokasi lainnya, tampak sejumlah bangunan berdiri meskipun tidak terlalu tinggi. Hanya saja tidak ada aktivitas pekerjaan di sini.

Dari sini, kemudian bergeser ke Central Park yang menjadi salah satu ikon dari Meikarta. Di taman kota tampak danau yang pada tepiannya dihiasi rumput hijau dan sejumlah pepohonan. Selain itu, terdapat berbagai tanaman bunga. Beberapa pekerja di salah satu bangunan dekat danau ini juga tampak sibuk bekerja melakukan pengecoran.

CNNIndonesia.com lalu menemui salah pegawai pemasaran di Meikarta. Ia menjelaskan bahwa Meikarta memang dibuat dengan desain kota modern. Pada konsepnya, letak infrastruktur yang dibangun di atas lahan sekitar 500 hektare ini diatur dan ditata sedemikian rupa.

Kemudian dipadukan taman kota yang disertai danau di tengahnya. Selain itu, fasilitas publik yang akan tersedia menjadi suguhan menarik untuk hunian masa depan. 

Namun semua ambisi itu benar-benar ditarget terwujud sempurna sekitar 2022-2023 mendatang. Sebab proyek ini akan dikerjakan secara bertahap. Untuk saat ini, kata dia, pembangunan masih difokuskan pada distrik 1.

Pegawai itu juga menjelaskan, di samping berbagai fasilitas publik, Meikarta juga menawarkan kemudahan akses pada proyek pembangunan pemerintah yang saat ini sedang berjalan. Misalnya tol tingkat Jakarta-Cikampek, Automated People Mover atau Monorel, Light Rail Transit (LRT), dan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Kemudian dari sini juga akan ada akses menuju Bandara Internasional Kertajati yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2018 lalu dan juga Pelabuhan Patimban yang pembangunannya direncanakan selesai pada 2019 nanti. Namun, lagi-lagi, rencana akses itu semua akan benar-benar terwujud sekitar 5 tahun lagi.

Belum Dapat Izin

Pegawai ini juga mengakui bahwa pembangunan memang baru difokuskan pada distrik 1 karena sejumlah area di Meikarta belum mendapatkan izin dari pemerintah setempat, yakni Pemkab Bekasi. Meskipun, kata dia, surat kepemilikan lahan sudah dimiliki Lippo Group.

Dia mengatakan, izin kepemilikan lahan dari Pemkab Bekasi keluar secara bertahap. Dari total 500 hektare, baru 84 hektare saja yang izinnya dikantongi Meikarta sejak pertama kali diluncurkan. Untuk itu fokus marketing Meikarta sejauh ini baru sebatas di distrik 1 ini.

"Izinnya ini kan harus ke Bupati. Kami sudah keluar yang 84 hektare. Kan totalnya 500 hektare. 500 hektare ini bertahap izinnya keluar. 84 dulu, kemudian 220, dan seterusnya. Itu bertahap. Makanya kami fokus jualan di distrik 1. Karena sudah ada izinnya," kata dia.

Lebih jauh dia menjelaskan, pembangunan di distrik 1 ini konsepnya dibuat dengan 14 blok. Masing-masing blok terdiri dari 2 tower, A dan B.

Di setiap tower ada delapan desain hunian yang masing-masing berbeda harga. Luas hunian mulai dari 42,58 meter persegi hingga 73,11 meter persegi. Secara umum, setiap hunian terdiri dari beberapa ruang. Di antaranya, ruang tamu, area dapur dan area makan, toilet, kamar tidur serta balkon.

Pembangunan di distrik 1 ini dikerjakan oleh sekitar 120 pekerja yang terbagi dalam tiga shift. Keseluruhan hunian pada satu lantai selesai dibangun hanya dalam waktu lima hari. Karena itu, ia mengatakan bahwa pembangunan di distrik 1 ini akan selesai pada 2019. 

Meskipun belum terbangun seluruhnya, namun penjualan hunian untuk setiap tower di distrik ini sudah mencapai sekitar 70-80 persen. Hanya beberapa saja yang masih tersisa.

"Satu tower sekitar 800 unit, paling tinggal 50-an unit per satu tower. Makanya yang kita jual ada yang masih ada dan enggak ada," kata dia.

Mengenai pembangunan di distrik lain, ia tidak tahu pasti. Terlebih saat ini tengah berjalan proses hukum di KPK terkait dugaan suap dan gratifikasi dari Lippo Group ke Pemkab Bekasi.

"Kalau di distrik 1 tetap jalan, kalau yang lain mungkin lihat progres hasil pemeriksaan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," kata dia.

Sembilan Tersangka

Diketahui KPK menetapkan sembilan tersangka dugaan suap proses perizinan proyek Meikarta. Tersangka penerima dugaan suap, yakni Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Jamaludin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi Sahat M Nohor.

Kemudian Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Bekasi Kabupaten Dewi Tisnawati serta Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi Neneng Rahmi. Mereka diduga sebagai penerima suap.

Sementara tersangka pemberi dugaan suap antara lain Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, pegawai Lippo Group Henry Jasmen, serta dua konsultan Lippo Group‎, Taryudi dan Fitra Djaja Purnama. 

Neneng Hasanah dan anak buahnya diduga menerima suap dari Lippo Group terkait pengurusan perizinan proyek pembangunan Meikarta di Kabupaten Bekasi. Proyek yang akan digarap itu seluas 774 hektare dan dibagi dalam tiga tahapan.

Lippo Group menjanjikan pemberian fee terkait pengurusan izin ini sebesar Rp13 miliar. Sejauh ini pemberian dari Lippo Group yang telah terealisasi untuk Neneng dan anak buahnya baru Rp7 miliar. Uang itu diberikan Lippo Group kepada Neneng melalui para kepala dinas. (CNN Indonesia)


Tidak ada komentar